22 Mei 2010

kedua ketiga bahkan keempat

bukan untuk pertama saya menulis tapi juga bukan untuk yang kedua kalinya..
saat jantung mempompa darah menuju paru paru saya hampir bernafas lega, sayangnya darah saya tersumbat. tersumbat coretan abstrak tak bertuan yang kekal

biarkan sedikit mata saya basah
biarkan sedikit ingatan saya kacau
biarkan sedikit hidung saya kaku untuk bernafas
biarkan sedikit jari jari saya menulis kata kata tidak pernah di mengerti

kedua, ketiga bahkan keempat kalinya terbakar
ketika penawaran manis berlangsung hanya sebuah coretan abstrak yang terbahas.
seperti malam biasanya tapi saya punya kamu ada di atas kepala saya di hiasi pelangi,

01 Mei 2010

ujarkan tiap kata

hari ini awal bulan mei 2010,

ketika awal itu terjadi dua tetes airmata tercipta dengan keseimbangan 1 kwintal sama dengan 20 kilogram.
saat jari jari bermain, hati berteriak, kepala ikut melambaikan sayap kecil yang beribu jumlahnya saya siap bernafas..

terkadang emosi jiwa hati dan pikiran selalu berjalan bersamaan dengan waktu dan keadaan tertutup, saat itu tiba dimana saat tidak perlu ada yang mengerti arti tidak ada yang perlu mengerti sepatah kalimat kalimat.

saya menyimpan rapi di kotak jantungn saya, kotak hitam berbalut kain emas dengan bertahtakan berlian. sedikit lagi saya akan mengarahkan diri menuju planet jupiter dengan seonggok manusia.

akhir akhir ini tidak banyak cerita yang bisa di ceritakan, saya tidak melihat sebuah ketulusan dari setiap mulut mereka dan sedikitpun tidak memberi ketukan kecil di kepala saya.
akhir akhir ini saya merasa kelicikan di sekitar mencium bau api neraka di dekat mereka dan mendengar kejujuran lidah bercabang tiga.
saya tidak membutuhkan mereka saat ini sebisa mungkin pergi jauh

berawal dari keterpurukan hingga satu takdir dari manusia untuk seorang manusia lainnya dengan kesempurnaan.
kamu tahu, saya tidak perduli
saya ingin memberi cinta cinta buta untuk mata yang buta karena air keras.

kamu duduk manis disana..
dia berdirilah di kemudian hari dengan nanah lintah..
dan sayang, kemari ini tangan saya untuk kakimu.
saya siap bernafas