bukan untuk pertama saya menulis tapi juga bukan untuk yang kedua kalinya..
saat jantung mempompa darah menuju paru paru saya hampir bernafas lega, sayangnya darah saya tersumbat. tersumbat coretan abstrak tak bertuan yang kekal
biarkan sedikit mata saya basah
biarkan sedikit ingatan saya kacau
biarkan sedikit hidung saya kaku untuk bernafas
biarkan sedikit jari jari saya menulis kata kata tidak pernah di mengerti
kedua, ketiga bahkan keempat kalinya terbakar
ketika penawaran manis berlangsung hanya sebuah coretan abstrak yang terbahas.
seperti malam biasanya tapi saya punya kamu ada di atas kepala saya di hiasi pelangi,