18 Agustus 2010

k.a.k.u

saat mata terbelalak, telinga panas, hidung kembang kempis, lidah tidak berhenti bergoyang dan mulut mengikuti irama lidah.. kenyataan hati tetap kaku.
saya uraikan segala keinginan dengan beribu cara seolah saya lepaskan kepala dan membuka isi kepala.. kenyataan hati tetap kaku.

ketika keseimbangan hidup di jamah oleh para pejuang egois maka saat itu pula banyak pejuang idealis terlahir di jaman ini. dan hati tetap kaku.

ketika saya menulis ini saya sedang berada jauh di bawah alam kenyataan saya bermain dengan jari dan pikiran, memikirkan bahasa apa yang harus saya gunakan kalau saya ingin mengatakan hati saya kaku.

bermain main di alam saya dengan pita warna warni yang sedang melayang kapas putih berhamburan saya berada di bawahnya sambil menadah kedua tangan berharap hujan emas, di situ saya terlihat kaku seperti hati yang kaku.

maukah kamu membacakan sedikit cerita untuk saya? saya minta dengan tegas!
bisakah berhenti memberikan dongeng? dongeng itu saya sudah menghafalnya.

perantara kehidupan dan kematian ada di jembatan berlapis api dan berlian saya bosan