07 Januari 2010

keberkahan 28 tahun dari Tuhan

Mata tertutup rapat, nafas tesengal, telinga terbuka dengan jelas , ini sakit.

”Allah Maha Menghidupkan dan Allah Maha Mematikan”

Perkenalkan saya seorang wanita yang lahir di tempat Nabi saya di lahirkan, hidup di lingkungan religius adalah rutinitas terbaik.
Menjadi seorang wanita sendiri di antara saudara lainnya tidak menjadikan saya di perlakukan special.

Ayah saya seorang yang sangat berpendidikan sangat pintar dan mengetahui banyak hal saya senang bisa mendapatkan banyak ilmu darinya.
Ibu saya yang mengajarkan saya tentang sosialisasi, bagaimana bertahan di tengah lingkungan dunia dengan ketidaksempurnaan. Saya tumbuh menjadi remaja yang memiliki prinsip hidup dan wanita lemah lembut namun pasti.

Hidup saya tidak terlalu special, mungkin tidak memiliki cerita cerita yang spektakuler untuk di ceritakan. Selain kehidupan saya yang berpindah-pindah negara. saya kecil di negara Arab Saudi tumbuh sebagai remaja di negara Amerika Serikat dan kembali menjadi wanita Indonesia sejati. Buat saya Indonesia adalah perpanduan negara yang paling manis dari 2 negara di mana saya di tumbuh kembangkan.

Teman teman saya tidak begitu banyak karena bisa di bilang saya bukan anak gaul yang menjanjikan dirinya mengetahui berbagai hal. Tapi saya memiliki sahabat untuk kehidupan yang lebih menjanjikan dari apapun dan siap bersama saya dalam keadaan apapun, tidak banyak tapi mereka pasti keberadaannya.

Cinta, saya pernah jatuh cinta mencintai dan di cintai seseorang adalah hal yang bahagia buat saya. Patah hati adalah hal yang paling saya nikmati di dunia ini.
Tidak terlalu banyak pria yang datang menghampiri saya, tapi percayalah saya sangat mensyukuri tiap pria yang datang kepada saya dan menikmati tiap kejadian.
Hingga hati saya tertusuk di satu pria yang meninggalkan saya lebih dahulu.

Awalnya saya merasa tidak ada yang salah, tapi saya punya satu keyakinan yang pasti sesuatu yang di bawah alam sadar sampai akhirnya saya mengerti itu dengan sendirinya.
Orang tua saya melakukan segala hal yang paling maksimal untuk diri saya, terima kasih Tuhan kau memberikan kami rezeki yang sangat cukup dan kesabaran untuk orang tua saya.

Vonis itu pun terbuka untuk saya dan orang tua, kami pasrah sambil melakukan hal hal maksimal. Pelan pelan vonis itu terjadi satu demi satu terjadi hal-hal menyakitkan. Saya tetap semangat tidak ada keluhan tangisan yang saya hadirkan untuk orang tua dan orang dekat saya kecuali untuk diri saya sendiri dan Tuhan.
Saya mencoba mendekatkan diri saya pada Tuhan agar Tuhan mengerti dan menyayangi keluarga saya. Terus dan terus tanpa pernah mengenal lelah.

Malam ini, menjadi malam terakhir untuk saya menikmati segala keindahan dan berkah dari Tuhan. Saya ikhlaskan diri saya tersenyum untuk sebuah kebahagian kekal.

Klimaks sudah terjadi,

Mata saya tertutup, nafas tersengal, telinga terbuka dengan jelas ini sakit.
Sakit Tuhan, sangat sakit..
Ini keyakinan pasti saya sudah datang, kaki saya dingin seluruh tubuh saya sakit, kepala saya ya Tuhan sangat sakit...
Lantunan doa ayat-ayatMu terdengar jelas disini, keluar dari bibir-bibir orang yang mencintai saya indah sekali rasanya mendengar suara suara surga itu.
Sesekali saya mendengar isakan isakan yang begitu perih, jangan menangis papa mama hentikan tangisan kalian.

Tuhan Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, tidak memakan waktu lama saya merasakan sakit luar biasa ini sampai akhirnya saya kembali padaMu.
Ya keyakinan pasti itu merasakan sakaratulmaut yang begitu sakit di usia muda.

Penyakit lupus itu menggoroti saya, hingga saya mengalami satu jawaban kebahagian kekal.
Terima kasih Tuhan..

Dear saya,
Manusia tercantik begitu bersinar dan sempurna, tersumbul warna pelangi sempurna atas tubuh lebih sempurna dari sebuah cinta.
Insyaallah kamu adalah sempurna.

Innalillahiwainnaillahiroji’un...