13 November 2009

kebohongan pilihan hidup

Buat saya hidup itu pilihan, satu hal hidup yang klise tapi sulit untuk dijalani.
Sangat sulit karena di depan saya begitu banyak terlihat pilihan-pilihan hidup saat itu semua pilihan itu
Terlihat sangat menggiurkan..

Pilihan saya jatuh untuk hidup di sebuah kesibukan yang kurang bearti besar bagi saya.
Saya tinggalkan dia yang sudah hidup bersama saya selama beberapa tahun ini, dengan alasan yang tidak akan pernah terjelaskan.
Saya hidup di kehidupan baru saya, sangat indah semua tertata dengan rapih. Pelan pelan segala keinginan saya terkabulkan oleh Tuhan.
Tidak sedikit yang mencibir pilihan saya, jangan bilang saya tidak peduli dengan tanggapan mereka. Saya peduli, saya bukan orang yang mudah tidak menganggap satu hal yang penting
walaupun tidak pernah sedikitpun saya tampilkan kepedulian itu.

Tahun demi tahun saya disibukan dengan pilihan saya, sampai di saat saya menerima undangan pernikahannya. Hancur? Bukan kata yang tepat untuk menunjukan rasa saya saat itu.
Lebih tepat saya sebut rasa itu adalah ikhlas. Sayangnya saya tidak bisa menghadiri pernikahan manis itu bukan karna tidak mau tapi memang karna tidak bisa.
Baiklah, saya akan tetap melanjutkan pilihan saya. Kali ini saya memulai lagi dari bawah karena pertahanan diri saya sempat tergoyahkan walau ikhlas masih memenangkan rasa itu.

Kali ini saya membuka diri saya sedikit untuk seseorang yang baru, sedikit saja begitu cepat terbuka tapi secepat kilat
tertutup, saya buru-buru menutup rapat lagi diri saya. Tuhan, saya ikhlas dan izinkan saya dapat membuka diri saya untuk selain dia.
Tuhan, izinkan saya untuk tidak konsisten dengan pilihan saya.

Saya tersiksa dengan pilihan saya untuk hidup di kesibukan yang tidak bearti untuk saya. Pertahanan diri saya hancur runtuh, sulit rasanya saya bangun kembali.
Ketika saya melihat diri saya, ya saya hampir lupa saya sudah lebih dari 5tahun menyendiri karena menunggu dia yang telah bersama dalam ikatan pernikahan.
Saya bohong jika saya katakan saya bahagia dengan kesibukan saya! Saya bohong jika saya bilang saya tidak mau kamu!
Baik, saya akan tunggu.

Itu kisah saya dulu, =) kini dia sudah bersama saya dalam ikatan pernikahan suci dengan pelangi sempurna.

Butuh 13 tahun saya mendapat kebahagian ini,menunggu dia lepas dari seorang yang lain.
Andai 13 tahun yang lalu saya mengatakan sejujurnya kalau saya mencintai dia pasti waktu 13 tahun ini tidak ada.
Penyesalan 13 tahun yang manis.

Saya cinta kamu untuk selamanya, biarkan 13 tahun itu terbuang sia sia karna kita akan selamanya.