16 September 2009

memuntahkan bukan pilihan baik

saya muda, cantik, berpekerjaan bagus harusnya saya bisa mendapatkan laki" yang sesuai saya mau dan seharusnya di umur saya ini saya sudah menikah, atau minimal saya sedang mempersiapkan pernikahan saya. saya tidak akan menangis untuk mengakui kalo saya saat ini masih sendiri. karna saya tahu saya bahagia, dan itu akan datang jika memang seharusnya sudah datang.

saya baru saja putus cinta, kami berpisah karena keadaan kami yang memaksa ah klise sekali alasan saya dan itulah memang benar adanya.
kami berpacaran cukup lama dan bearti saya akan melupakan dia dalam waktu yang lama.

saya merasa saya selalu membantu orang-orang di sekitar saya, saya tidak banyak omong, saya akan menyelesaikan urusan saya sendiri selama saya masih bisa sendiri, saya tidak bisa mempimpin sebuah kelompok, saya hidup dijalan lurus. saya hanya tidak mengerti di hidup saya saya di benci banyak orang.

banyak orang yang membicarakan saya adalah menjadi aktifitas sehari-hari mereka bahkan ada beberapa dari mereka yang membuat cerita sendiri demi saya. saya kagum dengan cerita mereka mungkin cerita mereka lebih cocok jika dikirimkan ke majalah misteri atau intisari.
saya merasa cerita mereka pas sekali untuk media itu.

terkadang saya menjauh dari segala keramaian yang membuat hati saya sesak, jujur kadang saya memilih untuk lari dan tidak mengetahui apapun. saya tidak perduli orang menganggap saya lemah saya cuma mau tidak berfikir terlalu lama dan panjang karna itu membuat hati saya semakin keras melebihi batu. semakin saya tau saya rasanya mau memuntahkan segalanya.

tidak saya tidak mau memuntahkan itu di depan semua orang, saya hanya ingin Tuhan saya tahu karna saya yakin Dia yang lebih tahu.

saya punya mimpi, saya sama dengan kebanyakan manusia lainnya yang memiliki banyak mimpi. selain laki laki itu yang selalu menjadi mimpi saya, pernikahan, dan mimpi agar mereka memiliki zipper di mulut mereka.